Powered By Blogger

Minggu, 30 September 2012

Jadi Tukang Batu

            Ketika masih sekolah di SMA aku memang sudah punya keinginan yang kuat untuk kerja di kota karena terinspirasi oleh kawan kawan yang sudah lebih dulu lulus dan sudah bekerja di kota. Terlebih lagi karena kebutuhan untuk membayar uang sekolah yang masih menunggak terus saat itu membuat semakin besar keinginanku untuk bisa secepatnya bekerja dan dapat uang untuk membayar uang SPP.
          Pada waktu liburan semester kelas tiga sebenarnya aku sudah merencanakan untuk kerja di kota ikut seorang teman tapi karena bapakku tidak mengizinkan akhirnya aku batalkan. Terpaksa setelah lulus baru bisa merantau ke kota untuk mengdu nasib mencari kerja. Kota pertama yang menjadi tujuan perantauanku adalah Surabaya maklum di kota ini banyak dari teman temanku yang sudah dapat pekerjaan.
          Sebenarnya tujuan pertama perantauanku adalah bekerja di pabrik, tapi karena hampir seminggu melamar kerja dari pabrik ke pabrik tidak tidak satupun pabrik yang menerima maka aku putuskan untuk bekaerja di bangunan dan sejak saat itu aku jadi kuli bangunan.
          Setelah beberapa bulan Jadi kuli bangunan kepingin rasanya beralih naik pangkat jadi tukang batu. Maka setelah membeli beberapa peralatan tukang langsung memproklamirkan diri menjadu pak tukang, walaupun soal keahlian belum punya tapi dengan percaya diri pindah ke tempat lain dan melamar jadi tukang batu.
          

Senin, 21 Mei 2012

Mulung

     Mulung adalah nama dusun di desa Ngrandu kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Di dusun Mulung inilah aku dilahirkan dan dibesarkan oleh kedua orangtuaku. Lingkungan desa dan pergaulan anak anak Mulung yang telah ikut andil dalam mewarnai perjalanan kehidupanku.
      Ibaratnya Jakarta adalah ibukota Indonesia, maka Mulung adalah ibukota Ngrandu., karena jumlah penduduk yang lebih banyak dibanding dusun dusun lainya dan Mulung adalah dusun yang paling luas dibanding dusun dusun lainya di wilayah desa Ngrandu.
      Matapencaharian penduduknya mayoritas adalah petani dengan hamparan sawah di sekeliling desa yang subur walaupun kadang sulit dalam hal pengairan karena sawah tadah hujan. Dusun yang permai ini berada 25km dari pusat kota Bojonegoro ke timur setelah sampai di perempatan pasar Sumberejo belok ke selatan setelah sampai di pertigaan desa Balongcabe kemudian belok kanan terus melewati jembatan desa Balongcabe terus belok kiri maka sampailah di dusun Mulung.
       Kini Mulung sudah mulai maju seiring dengan perkembangan zaman. Jalan jalan poros desa juga sudah di paving dan di bidang pendidikan Mulung juga tidak kalah dengan daerah lain, walaupun  tempatnya di pelosok desa, disini banyak lembaga pendidikan mulai dari playgrup, TK, SD,MI,MTS, SMP sampai Madrsah Diniyah. Di bidang religius juga mempunyai dua Masjid dan puluhan Mushola yang tersebar di dusun Mulung. Anak anak mudanya juga sudah pada melek IT sudah tidak gaptek lagi hehehe....terbukti dengan banyknya anak anak Mulung yang punya akun Facebook.
    Semoga kedepannya Mulung makin maju disegala bidang,,,,, .Amin

  ket gambar: jalan dusun Mulung yang sudah di paving

Rabu, 18 April 2012

Jualan Es Lilin

     Es lilin dowo dowo, pramuka isin ora coro.Begitulah slogan dari kakak pembina Pramuka saat SD dulu. Tapi yang akan aku ceritakan ini tidak ada hubunganya dengan Pramuka, justru berhubungan dengan Es Lilin hehehe.....
       Es lilin adalah es yang bentuknya mirip dengan lilin yang dibungkus dengan plastik kecil kecil dan dikasih warna macam macam,ada merah, putih. kunig, hijau dll. Ya.... Es Lilin yang seperti itulah yang pernah aku jual keliling kampung tiap hari.
        Awalnya setelah lulus SMP setiap pagi aku tidak ada kegiatan lain selain membantu Bapakku kerja di sawah, karena saat itu sudah selesai tanam tembakau jadi kerjaan di sawah cuma nyiram sama dangir (menyiangi atau mateni rumput yang tumbuh di sela sela tanaman tembakau). Hinga suatu saat terbesit keinginan untuk bisa memperoleh penghasilan sendiri.
       Karena saat itu ada teman teman yang sudah lebih dahulu jualan es lilin yang standbay di sekolah dekolah, akupun ikut berdgabung dengan mereka. Dan mulailah jualan es lilin keliling dengan naik sepeda ontel dari desa ke desa dan stanbay di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di desa Kepohkidul sekitar jarak 8 km dari desaku.
        Memang saat itu untuk bisa jualan Es lilin hanya butuh modal sepeda ontel saja karena untuk wadah atau thermos, kotak tempat Es udah disediakan oleh pemasok, jadi kami hanya mengambil es dari yang punya kulkas trus besoknya pagi pagi setor duit hasil penjualan kepada yang puunya es. Dari juragan dihargai Rp 15;- kemudian kami jual Rp 25;-.jadi untung Rp 10;- rata rata per hari bisa jual 200 biji jadi keuntungan yang diperoleh sekitar Rp 2000;-.
        Ada hal positif yang bisa dipetik dari jualan es lilin yaitu tiap hari harus bangun pagi pagi . Jadi sebelum subuh kami harus berangkat ke desa tetangga untuk kulakan es lilin sehingga sholat juga tidak pernah kesiangan. Ya begitulah tiap hari kami keliling untuk menjual es lilin dengan peke sepeda ontel. Aktifitas tersebut berlangsung sekitar 4 bulan kemudian berhenti saat datangnya musim penghujan karena jalan yang becek dan juga harus kerja di sawah untuk memulai musim tanam.
       Walaupun cuma sekitar 4 bulan jadi pedagang es lilin, itu adalah pengalaman suka dan duka yang tak terlupakan dan sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku.

Jumat, 09 Maret 2012

HIKMAH DIBALIK MUSIBAH

       Setiap musibah yang menimpa kita pasti akan ada hikmah yang bisa dipetik untuk kebaikan kita. Ungkapan tersebut bukan hanya slogan belaka atau nyanyian manis untuk menghbur hati seseorang yang lagi terkena musibah. Adalah sebuah kenyataan yang saya sendiri juga mengalaminya di berbagai perjalanan hidupku  sering dilalui dengan berbagai musibah yang menimpaku. Berbagai peristiwa yang selama ini mewarnai perjalanan hidupku adalah saksi bahwa kehidupan ini memang butuh perjuangan yang tidak ringan.
    Kini aku sadar bahwa musibah , cobaan, ujian atau apapun namanya adalah bagian dari alur cerita yang mesti kita jalani. Karena kejadian apapun yang menimpa kita merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk kita agar kelak bisa mendapat nilai lebih. Jadi ibarat anak sekolah semakin tinggi kelasnya maka soal yang diberikan dalam ujian akan semakin sukar dibanding dengan soal saat masih di kelas bawah.
     Say a sendiri merasa sudah sering mengalami ujian atau cobaan yang berat. Saat masih anak anak ibundaku meninggal, itu tentu ujian seberapa besar ketabahanku saat masih kanak kanak. Kemudian raibnya ijasah SMAku waktu pulang kerja di surabaya juga merupakan ujian yang pahit dalam kehidupanku. Beberapa tahun kemudian Ayahku meninggal sehingga aku harus belajar bertanggung jawab dengan keluarga terutama adik adikku. Dan yang teramat sangat dahsyat musibah yang menimpaku adalah saat kecelakaan kerja di Tenggarong Kalimantan Timur pada Agustus 2003 yang menyebabkan kaki kananku terpaksa harus diamputasi.
     Alhamdulillah walaupun melalui berbagai cobaan yang berat dalam kehidupan ini, aku bisa melaluinya sampai saat ini. Aku yakin tidak semua orang mampu menghadapi cobaan yang berat, dan Allah memberikan cobaan pada kita tentu ada maksud dan tujuanya. Aku diberikan cobaan sedemikian rupa salah satunya adalah karena aku kuat untuk menghadapinya. Logikanya kalau kita sudah terbiasa dengan soal yang sulit maka kalau dapat soal yang mudah tentu akan lebih lancar untuk menyelesaikannya,
  Wallahualam.

Sabtu, 28 Januari 2012

Tehnisi Elektronika

        Tehnisi Elektronika, Inilah salah satu profesi yang hingga saat ini masih aku jalani, walaupun mungkin masih jauh dari tingkatan profesional seperti mereka yang sudah ahli di bidang elektro tapi minimal bisa nyambung nyolder kabel he he he. Hampir tiap hari aku dapat pasien parangkat elektronika baik dari para tetangga sekitar ataupun dari monco deso (desa lain). Perangkat yang saya servispun bermacam macam mulai dari Televisi, Radio, Amplifier, Tape recorder, Spiker aktif, sampai blender, rescooker dan lain lain.
        Berawal saat lulus SD terus melanjutkan sekolah di SMP. Nah saat sekolah di SMP itulah aku mengenal istilah elektronika yang pada waktu itu siswa baru dikasih plihan untuk memilih ketrampilan yang diminati antara lain Tata Boga (mayoritas dipilih oleh murid putri), Ketrampilan kayu, dan Ketrempilan Elektronika. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku memilih Ketrempilan Elektronika sesuatu hal yang baru bagiku sekaligus hal yang membuat aku penasaran saat itu. Maklumlah saat itu keluargaku belum mempunyai perangkat elektro bahkan radiopun belum punya jadi kalau kepingin mendengarkan sandiwara radio yang lagi populer saat itu harus mendengarkan radio tetangga yang punya radio.
         Guru Ketrampilan Elektro waktu itu adalah pak Jon, orangnya mirip adtis Rano Karno sewaktu muda, cuma bedanya pak Jon pakai kacamata. Pak Jon yang mengajari kami bagaimana caranya menyolder , cara menentukan kaki transistor, cara membaca kode warna pada resistor dan seterusnya. Aku masih ingat saat itu disuruh membuat kit suara burung juga membuat radio transistor sebagai tugas kelompok.
          Dengan bekal ketrampilan elektro yang aku dapat dari bangku sekolah SMP aku memberanikan diri praktek memperbaiki radio tetangga dan ternyata berhasil. Akhirnya karena elektonika sudah menjadi bagian dari kehidupanku ya aku jalani saja profesi ini semampuku bersamaan dengan kerjaan yang lain.

Kamis, 12 Januari 2012

KENA TILANG

              Beberapa hari yang lalu saat aku melintas di jalan protokol, lampu merah sedang menyala aku nyelonong belok kiri jalan terus dan ketahuan pak polisi akhirnya aku kena tilang.
     Ceritanya begini, seperti biasanya dan memeng sudah menjadi aktifitasku hampir tiap hari aku lewat di jalan protokol yang ada lampu lalu lintasnya. Karena perlengkapan surat suratku lengkap seperti SIM dan STNK, maka aku tidak masalah kalau lagi ada razia yang sering dilakukan oleh pak Polisi. Saat itu hari kamis tanggal 29 Desember 2011, begitu aku lewat sampi di perempatan, pas lampu merah menyala, tanpa menghiraukan lampu merah dan pak polisi yang mungkin sudah menunggu kalau ada pelanggar yang lewat, aku langsung nyelonong belok kiri padahal disitu ada tulisan "BELOK KIRI IKUTI ISYARAT LAMPU". Begitu aku belok, pas didepanku pak polisi langsung memberhentikanku.... yaaa kena deh....
       Memang sudah sering aku lewat di perempatan lampu merah, setiap belok kiri aku selalu tidak menghiraukan lampu merah. Aku pikir tulisan "BELOK KIRI IKUTI ISYARAT LAMPU" itu hanya bersifat anjuran yang tidak wajib. Soalnya banyak dari pengguna jalan yang terus saja belok kiri walaupun lampu merah menyala. Dan saat itu aku ternyata tidak sendirian, pengendara motor di belakangku yang ikut belok kiri juga kena tilang semua. Aku memang mengakui salah karena tidak mengindahkan rambu lalu lintas hingga terima saja sanksi atau denda yang diberikan oleh pihak yang berwajib.
        Akhirnya 13 hari kemudian aku menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Bojonegoro untuk mengambil SIM yang disita sekaligus membayar denda. Sejak saat itu aku berusaha untuk mematuhi semua peraturan lalu lintas termasuk mematuhi tullisan di perempatan lampu merah yang berbunyi "BELOK KIRI IKUTI ISYARAT LAMPU".

Minggu, 01 Januari 2012

Jadi Petani

         Jadi seorang petani bukanlah pilihan hidupku tapi karena aku dilahirkan dari keluarga petani maka sudah otomatis mau tidak mau begitu dilahirkan ke dunia ini, kehidupan yang ada di lingkunganku adalah kehidupan seorang petani. Maka sejak masa kanak kanak soal pertanian bukanlah hal yang asing buatku.
          Oleh sebab itu sejak sekolah di SMP kelas satu aku sudah terbiasa mencangkul di sawah. Ketika sekolah masuk siang maka pagi harinnya terlebih dahulu pergi ke sawah untuk membantu bapak mencangkul. Dan pada saat sekolah masuk pagi setelah pulang sehabis sholat dluhur dan makan siang terus  istirahat sebentar, setelah istirahat langsung bawa cangkul ke sawah.
         Dan aktifitas tersebut berlangsung setiap hari dan jika hari libur akupun pagi dan sore juga ke sawah. Jadi seorang petani itu tidak mengenal hari libur. Hingga akhirnya kejadian menimpaku pada saat aku kerja di Tenggarong Kalimantan Timur yang membuatku harus kehilangan kaki kananku karena diamputasi. Sejak saat itulah aku berhenti jadi seorang petani.