Powered By Blogger

Senin, 29 Februari 2016

Kerja di Malaysia

Samar samar terdengar suara motor dari kejauhan sesaat kemudian pemimpin rombongan memberi komando "tiaraaaaap" maka kami semua langsung tiarap di semak semak. Setelah itu beberapa motor trail lewat yang konon katanya mereka adalah para polisi Malaysia yang sedang patroli. Saat para polisi sudah cukup jauh barulah kami berani berjalan lagi. Begitulah perjalanan pertama kali saya menginjakkan kaki di negeri jiran Malaysia.
     Dengan uang dari jual motor butut dan sebagian dapat tambahan uang dari adikku, aku nekat ikut berangkat ke Malaysia jadi TKI ilegal. Dengan mendaftar kepada seorang "tekong"(seorang penyalur TKI ilegal) tetangga desa yaitu desa Tlogoagung. Kami berangkat pada malam hari ke kota Solo bergabung dengan teman teman dari daerah lain. Setelah menginap sehari semalam di Solo,  kami berangkat naik bus ALS menuju Pekanbaru.
    Naik bus dari Solo sampai Pekanbaru membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 hari membuat kaki sampai bengkak apalagi saat itu terjadi kemacetan di tengah perjalanan hampir seharian penuh. Setelah bermalam di Pekanbaru esok harinya perjalanan dilanjutkan ke pulau Rupat melalui jalur air dengan boat. Di pulau Rupat ditampung di tempat penampungan sambil menunggu giliran untuk diseberangkan ke Malaysia.  Setelah 5 hari tiba saatnya kami dapat giliran untuk diseberangkan. 
     Saat tengah malam kami yang berjumlah sekitar dua puluh orang diseberangkan dengan sebuah boat bermesin lima. Atas perintah sang tekong kami diharuskan memakai pakaian gelap supaya tidak mudah terlihat dari kejauhan oleh polisi Malaysia. Namun ketika kami sudah berada di tengah lautan dan sudah mendekati bibir pantai Malaysia,  kapal patroli polisi Malaysia mengetahuinya sehingga kami putar balik ke tengah laut dan terjadi kejar kejaran antara kapal boat yang kami tumpangi dan polisi Malaysia bahkan polisi sempat menembakan tembakan peringatan walaupun akhirnya kami berhasil lolos kembali ke tengah lautan. 
     Menjelang subuh akhirnya kami berhasil masuk ke Malaysia di pantai yang berlumpur sampai lutut. Berjalan tertatih tatih di lumpur dalam keadaan gelap gulita sungguh merupakan perjuangan yang sangat melelahkan laksana tentara yang sedang perang gerilya.
     Tiga setengah bulan di Malaysia adalah waktu yang sangat mendebarkan, sebab tiap saat selalu dihantui rasa khawatir tertangkap polisi Malaysia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar